NPM : 10208689
Kelas : 3EA10
PRESIDEN SBY PROMOSIKAN KUR DI ASEAN
NUSA DUA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempromosikan skema pembiayaan khusus rakyat berpenghasilan rendah atau biasa disebut Kredit Usaha Rakyat atau KUR kepada para menteri keuangan dari sembilan anggota Persatuan Negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN. KUR layak ditiru karena mampu mengangkat sekitar 400.000 debiturnya dari pengusaha yang tidak layak mendapatkan kredit bank, menjadi layak memperoleh pendanaan bank.
"ASEAN membutuhkan pembiayaan yang inklusif untuk se luruh penduduknya. Terutama bagi masyarakat miskin, mereka tidak memiliki akses pada jasa keuangan, seperti tabungan, pinjaman, hingga transfer pembayaran serta asuransi," kata Presiden di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/4/ 2011) saat menyampaikan pidato Pembukaan Pertemuan Menteri-menteri Keuangan se-ASEAN ke-15.
Menurut dia, pemerintah di ASEAN perlu menyediakan jasa keuangan yang mudah diakses kaum miskin. Dengan akses yang luas terhadap sumber pembiayaan, orang miskin di Asia Tenggara dapat membuka jeratan keuangan dan membuka peluang bisnis kecil. Peluang ini akan meningkatkan kesejahteraan mereka, dan pada akhirnya akan menekan kemiskinan dan mendorong pemerataan.
"Melalui partisipasi masyarakat dari semua level ekonomi, kita dapat mendorong munculnya ide-ide besar dan inovasi baru (dalam hal rekayasa keuangan bagi rakyat kecil). Sebab, pembiayaan yang kita jalankan harus tetap inovatif. Ini tidak boleh dijalankan dengan cara-cara biasa, seperti jasa pembiayaan regular," kata Presiden.
Sekadar berbagi ide dengan para menteri ASEAN, Presiden menyampaikan, sejak tahun 2007, pemerintah Indonesia memperkenalkan skema kredit inovatif yang disebut KUR itu, yang dilaksanakan melalui bank-bank komersial. Pemerintah menjamin 70 persen dari pembiayaan KUR itu.
Untuk menjamin KUR tersebut, pemerintah mengalokasikan dana penjaminan sebesar Rp 2 triliun per tahun atau sekitar 200 juta dollar AS. Dana ini menjamin pinjaman usaha kecil sebesar Rp 20 triliun. Skema ini memungkinkan sebuah perusahaan mikro yang tidak memiliki jaminan atau agunan untuk mengakses kredit perbankan.
Dengan KUR, pengusaha mikro Indonesia menerima kredit murah di bawaj Rp 20 juta atau sekitar 2.000 dollar AS per pengusaha. Terhitung Juli 2010, lebih dari tiga juta usaha kecil dan menengah telah terakses KUR.
"Dari jumlah itu, 96 persennya merupakan pengusaha mikro dengan ukuran kredit rata-rata sebesar Rp 4 juta atau lebih dari 400 dollar AS. Saya dengan bangga menyebutkan bahwa program ini telah mendorong status 400.000 debitur KUR dari pengusaha yang tidak bankable (tidak layak meminjam dari bank) menjadi bankable. Ini penting karena merupakan sinyal potensi pertumbuhan di masa mendatang," ujar Presiden.
Sumber : kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar