NPM : 1020869
Kelas : 3EA10
LAPORAN ILMIAH
A. PENDAHULUAN
Laporan karya tulis yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan secara structural atau kedinasan setelah melaksanakan tugas yang diberikan.
Laporan dibuat sebagai bukti pertanggungjawaban bawahan/ atau tim/panitia kepada atasannya atas pelaksanaan tugas yang diberikan. Laporan harus memuat data yang tepat dan benar serta objektif dan sistematis sehingga dapat dijadikan ukuran untuk membuat pertimbangan dan keputusan.
B. ISI
· Definisi
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah.
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
· Sistematika Penulisan
Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
1. Bagian Pendahuluan, terdiri atas:
a. Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
2. Bagian Isi, terdiri atas:
a. Pendahuluan
b. Bahan dan Metode
c. Hasil Kegiatan
d. Pembahasan
3. Bagian Penutup, terdiri atas:
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran
Berikut ini adalah beberapa langkah penulisan laporan ilmiah yang patut diperhatikan.
1. Tuliskan outline secara sederhana dengan mengatur topik-topik dalam urutan yang logis, konsisten, dan sistematis.
2. Kembangkan outline tersebut dengan cara memberikan judul, subjudul, bagian, dan subbagian.
3. Tuliskan hal yang akan diuraikan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian.
4. Cantumkan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian beberapa tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik yang dapat melengkapi argumentasi dalam bahasan.
5. Penulisan laporan mengacu pada outline yang sudah dilengkapi dengan tabel, grafik, gambar, atau analisis statistik lain.
6. Pada awal menulis, jangan terlalu memperhatikan gaya bahasa yang digunakan karena penulis harus langsung menuju sasaran untuk menyelesaikan draft pertama dari laporan lengkap.
7. Gaya bahasa, sebaiknya, diperbaiki setelah draft pertama dari laporan lengkap selesai ditulis, dengan memerhatikan:
· konsistensi dan kesinambungan materi;
· menghilangkan pengulangan makna kalimat agar kalimat menjadi jelas dan tulisan menjadi ringkas; dan
· memperhatikan cara penulisan rujukan.
Laporan ilmiah, biasanya, dilengkapi dengan daftar pustaka. Daftar pustaka berisi daftar buku-buku atau referensi yang dijadikan rujukan dalam laporan ilmiah. Berikut cara penulisan daftar pustaka.
a. Nama penulis dalam daftar pustaka dituliskan secara terbalik.
Artinya, nama belakang ditulis di awal. Lalu, diikuti nama depannya. Cara penulisan ini berlaku secara internasional, tanpa mengenal tradisi dan kebangsaan.
Contoh:
Mochtar Lubis ditulis Lubis, Mochtar.
Djago Tarigan ditulis Tarigan, Djago.
b. Jika sumber buku tersebut ditulis oleh dua orang, nama pengarang dituliskan semuanya, tetapi nama yang penulisannya dibalikkan hanya nama penulis yang pertama.
Contoh:
Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Katarsis.
c. Jika sumber buku tersebut ditulis oleh lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama penulis pertama dan diikuti dengan et all. (et allii = dan lain-lain) atau dan kawan-kawan (dkk.).
Contoh:
Elias, Maurice J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.
d. Penulisan judul buku digarisbawahi atau dicetak miring.
e. Urutan penulisan daftar pustaka disusun berdasarkan abjad penulis setelah nama penulis dibalik. Dalam daftar pustaka, tidak perlu digunakan nomor urut.
f. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama dari batas tepi margin dan baris berikutnya diketik mulai ketukan kelima atau satu tab dalam komputer.
g. Jarak antara baris pertama dengan baris berikutnya yang merupakan kelanjutannya adalah spasi rapat. Jarak antara sumber satu dengan sumber lainnya adalah spasi ganda.
Contoh:
Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Katarsis.
Elias, Maurice J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja. Bandung: Kaifa.
Berdasarkan penjelasan tersebut, unsur-unsur dalam Daftar Pustaka dapat kita gambarkan seperti berikut.
Nama Penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit. Selain memperhatikan bagian-bagiannya, perhatikan pula penggunaan tanda baca. Selain buku, artikel surat kabar, makalah, dan skripsi atau tesis pun sering dijadikan sumber rujukan karya tulis. Berikut cara penulisannya dalam Daftar Pustaka.
a) Sumber berupa artikel surat kabar
Cara penulisannya:
Kusmayadi, Ismail. 2007. “Optimistis Menghadapi Ujian
Nasional”. Pikiran Rakyat (18 April 2007).
b) Sumber berupa makalah
Cara Penulisannya:
Harjasudana, Ahmad Slamet. 1999. “Kondisi Kebahasaan dan Pendidikan Bahasa Dikaitkan dengan Pengembangan Kompetensi Komunikatif”. Makalah seminar, UPI Bandung.
c) Sumber berupa skripsi atau tesis
Cara penulisannya:
Rahmawati, Eva. 2007. Pelajaran Membaca Cepat dengan Teknik Browsing (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Handayani 2 Tahun Pelajaran 2006/2007). Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sekarang, sumber informasi sudah semakin canggih dan lengkap.
Teknologi internet telah menyediakan beragam informasi yang mudah untuk diakses. Bagaimana kita menuliskan sumber dari internet di dalam Daftar Pustaka? Berikut cara penulisannya.
1) Jika karya perorangan, cara penulisannya:
Pengarang/penyunting. Tahun. Judul (edisi). [jenis medium].
Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses].
Contoh:
Thompson, A. 1998. The Adult and the Curriculum. [Online].
Tersedia: http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson.
[30 Maret 2000].
2) Jika artikel dalam surat kabar, cara penulisannya:
Pengarang. (tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama surat kabar [jenis media], jumlah halaman. Tersedia: alamat internet [tanggal akses].
Contoh:
Cipto, B. (2000, 27 April). “Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa Runtuh”. Pikiran Rakyat [Online], halaman 8. Tersedia: http://www.pikiran-rakyat. com. [9 Maret 2000].
· Perbedaan antara Resmi dan Tidak Resmi.
Berikut beberapa penjabaran perbedaan antara Laporan Resmi dan proposal Tidak resmi :
Laporan resmi :
A. Dibuat untuk keperluan yang bersifat resmi.
B. Digunakan untuk melaporkan sesuatu sesuatu yang bersifat formal/resmi.
C. Ditujukkan kepada pihak berinstansi resmi/organisasi resmi.
D. Keperluan penyampaiannya segera( Mendesak )
Laporan tidak resmi :
A. Non resmi ( Formal )
B. Ditujukkan kepada pihak – pihak tak resmi,( secara langsung ).
C. Disampaikkan kapan saja tergantung pihak yang membutuhkan.
· Contoh
Contoh laporan ilmiah atau laporan resmi.
A. Tujuan
Tujuan saya sebagai peneliti dalam melakukan uji kualitas air ini, yaitu saya ingin mengetahui bagaimana kualitas air di daerah tempat tinggal saya yang terletak di daerah Halim, Jakarta Timur
B. Rumusan Masalah
Apakah air di daerah tempat tinggal peneliti di daerah Halim, Jakarta Timur telah tercemar? Apakah layak untuk dikonsumsi sebagai air minum?
C. Dasar Teori
¨Air
Air merupakan sesuatu yang berbentuk cair yang bisa menyesuaikan bentuk sesuai dengan wadahnya. Air juga merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting karena digunakan untuk minum, masak dan mencuci. Tetapi tidak semua air baik digunakan karena air yang baik mempunyai ciri-ciri khusus yang menerangkan bahwa kualitas air itu baik. Kualitas air yang baik adalah seperti :
I. Karakter Fisik
§ Rasa : Tidak berasa
§ Bau : Tidak berbau
§ Suhu
§ Kekeruhan
§ TDS (Total Disolved Solid) : <500mg/l
II. Karakter Kimia/Khemis
§ PH (6,5-8,5)
§ Kesadahan
§ Besi
§ Aluminium
§ Zat Organik
§ Sulfat
§ Nitrat dan Nitrit
§ Chlorida
§ Zink atau Zn
III. Karakter Biologis
§ Colli : max. 1 coli/100ml air
§ COD (Chemical Oxygen Demand) : max. 12 mg/l
§ BOD (Biochemical Oxygen Demand) : max. 6 mg/l
¨Air Teh
Tanaman teh pada umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian 200-2.30 m dpl. Teh berasal dari kawasan India bagian Utara dan Cina Selatan. Ada dua kelompok varietas teh yang terkenal, var. assamica yang berasal dari Assam dan var. Sinensis yang berasal dari Cina. Varietas assamica daunnya agak bessar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak tumpul. Pohon kecil, karena seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan tumbuh kecil ramping setinggi 5-10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6-18 cm, lebar 2-6 cm, warnanya hija mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3-4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat kehitaman.
D. Alat dan Bahan
1. Air bersih terstandarisasi atau layak minum
2. Satu gelas air tanah yang akan diuji
3. 4 buah gelas yang berukura sama
4. Gelas penampang
E. Cara Kerja
1. Uji Fisik
§ Amati kekeruhan warna, suhu, bau dan rasa
§ Masukkan air ke dalam gelas ukur uji bandingkan dengan air layak minum
§ Tambah segelas air bersih layak minum, amati perubahannya, jika tidak ada perubahan berarti derajat pencemaran air cukup rendah, namun jika masih ada perbedaan lanjutkan….
§ Tambahkan satu gelas air layak minum ke dalam gelas uji, amati… apabila kemudian menjadi jernih berarti pencemaran sedang, namun jika tidak ada perubahan berarti air tercemar cukup tinggi
2. Uji Khemis
§ Buatlah segelas teh dengan menggunakan air yang akan diuji
§ Letakkanlah gelas bening berisi air teh tersebut di ruangan dalam keadaan terbuka selama satu malam
§ Analisislah kualitas air tersebut apabila terdapat perubahan warna, lendir, atau lapisan minyak di permukaannya berarti air tidak layak dijadikan air minum.
3. Uji Biologis
§ Siapkan air yang akan diuji
§ Masukkan ke dalam gelas bening tembus cahaya
§ Letakkanlah gelas tersebut (dengan diberi penutup plastik wrap/tutup gelas) di tempat terbuka yang terkena cahaya matahari selama 5 hari
§ Setelah 5 hari periksalah kondisi air tersebut apakah ada perubahan warna, gumpalan berwarna putih atau lendir.
F. Hasil Pengamatan
Secara Fisik
¨ Perbandingan pertama terlihat ada sedikit kotoran, sesudah dicampur dengan air layak minum barulah kotorannya tidak terlihat lagi.
Secara Khemis
¨ Ada sedikit lapisan minyak di atas teh yang telah didiamkan selama satu hari.
Secara Biologis
¨ Ada sedikit perubahan pada air yang diuji setelah didiamkan di tempat yang terkena matahari selama 5 hari. Dalam air tampak butiran-butiran pasir, bila air diterawang ke arah sinar matahari, namun bila dilihat secara mata telanjang, air tidak nampak memiliki perubahan.
G. Analisis dan Pembahasan
Analisis
¨ Berdasarkan hasil pengamatan kualitas air secara fisik, air di daerah Halim, Jakarta Timur memiliki tingkat pencemaran sedang. Namun, perlu diketahui yang dimaksudkan kotoran oleh peneliti ialah adanya bercak-bercak transparan seperti kuman atau makhluk hidup lainnya yang terdapat di dalam air. Bercak-bercak dapat terlihat apabila dilihat dengan sangat teliti. Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa air di daerah ini sudah tercemar tanah tingkat sedang.
¨ Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan uji kualitas air secara khemis, air di daerah Halim, Jakarta Timur merupakan air yang sedikit tercemar. Karena adanya sedikit lapisan minyak pada teh yang didiamkan selama satu hari menandakan air yang diuji sedikit tercemar, oleh karena itu air teh yang didiamkan satu hari dan mncu lapisan minyak di permukaannya merupakan air yang tercemar dan tidak layak minum.
¨ Lalu, berdasarkan hasil pengamatan uji kualitas air secara biologis, air di daerah Halim, Jakarta Timur merupakan air yang belum tercemar. Berdasarkan data yang peneliti dapat air yang tercemar jika diuji secara biologis akan menimbulkan lendir berwarna putih pada permukaan airnya, namun dalam air ini yang ditemukan adalah butiran pasir. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan air ini tercemar. Tempat yang digunakan peneliti untuk menaruh air yang akan diuji adalah di bawah genteng yang tembus cahaya yang biasanya digunakan untuk menjemur pakaian. Tempatnya terletak di lantai dua dan curahan sinar matahari diperkirakan sangat bahkan lebih dari cukup. Mengapa? Karena pakaian yang dijemur di sana saja dapat kering hanya dalam waktu ± 2 jam saja ketika cuaca dalam keadaan cerah.
Pembahasan
¨ Berdasarkan data penelitian fisik, biologis dan khemis. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa di dalam air yang berasal dari daerah Halim, Jakarta Timur hanya terkena pencemarantingkat sedang karena, pada ketiga percobaan ini hanya ditemukan sedikit minyak, dan butiran pasir yang bahkan butiran pasir tersebut tidak dapat dilihat kalau kita melihat hanya sambil lalu saja. Peneliti beranggapan bahwa munculnya butiran-butiran pasir dan sedikit minyak ini disebabkan karena PAM tempat peneliti berada. Cara kerja PAM adalah menyedot air dari dalam tanah, dan jika penyedotan air sudah terlampau melebihi kapasitas, maka segala macam kotoran dalam tanah akan ikut tersedot oleh PAM sehingga menghasilkan air yang kurang baik untuk di konsumsi. Pada saat meneliti air secara biologis peneliti sempat ragu karena air tidak nampak ada perubahan, namun ketika peneliti menerawang air tersebut baru terlihatlah sedikit minyak mengapung dipermukaan mata, sekilas dilihat kandungan minyak mengapung tersebut hanay seperti debu yang hinggap di air saja, namun ketika peneliti mencelupkan jari ke dalam air dirasakan sangat sedikit lendir yang terdapat pada air tersebut. Dari keseluruhan penelitian dapat disimpulkan bahwa air di tempat peneliti mengambil air merupakan air yang sedikit tercemar, namun masih dapat dikonsumsi jika air tersebut diolah terlebih dahulu ( hal ini dikarenakanm peneliti juga minum air dari PAM namun sudah diolah terlebih dahulu dengan cara di rebus atau dipanaskan).
H. Kesimpulan
Dari serangkaian pengujian yang dilakukan, baik secara fisik, khemis, ataupun biologis, peneliti dapat menyimpulkan bahwa air di kawasan rumahnya yang terletak di daerah halim, Jakarta Timur merupakan air yang sedikit tercemar. Karena terdapat butiran pasir dan sedikit lapisan minyak dalam air tersebut. Namun peneliti masih dapat menjamin bahwa air di rumah peneliti masih dapat dikonsumsi, karena keluarga peneliti sampai saat ini minum dari sumber air tersebut dan tidakada keluhan apapun. Kandungan besi pada air tersebut juga sanagt kecil, karena keluarga peneliti mencuci dari sumber air yang sama, dan tidak ada perubahan warna maupun bau pada hasil cucian peneliti. Namun untuk dikonsumsi air tersebut masih harus diolah dengan cara direbus agar kotoran dan kuman hilang dari dalam air tersebut. Ini disimpulkan juga berdasarkan pada pengalaman peneliti yang pernah meminum air langsung dari kerannya dan beberapa hari kemudian peneliti mengalami sakit perut yang lumayan parah.
I. Daftar Pustaka
Ø Kristal.”Diktat Uji Kualitas Air”. Jakarta, 2010
C. PENUTUP
Agar dapat menyusun laporan yang baik dan efektif, perlu dipersiapkan dengan matang. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah menetapkan tujuan laporan, menentukan bahan laporan, menentukan cara pengumpulan data, mengevaluasi data, dan membuat kerangka laporan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar