Penemuan Alat Pembasmi Kanker Otak oleh Ilmuwan MITI
Pendahuluan
Kanker otak adalah penyakit dari otak dimana sel-sel kanker (yang berbahaya) tumbuh dalam jaringan otak. Otak adalah bagian organ tubuh manusia yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Otak merupakan pusat dari segala aktivitas, hingga yang sekecil-kecilnya. Otak menjalankan beribu-ribu aktivitas sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Kanker otak adalah penyakit yang sangat berbahaya hingga berakhir dengan kematian. Selain mematikan, pengobatannya pun menelan biaya yang sangat besar.
Kanker Otak dan Pengobatan / Penyembuhan Kanker Otak
Pengobatan terhadap kanker, khususnya kanker otak, biasanya lebih susah dan lebih mahal dibanding pengobatan terhadap penyakit-penyakit lain.
Hal ini karena pengobatan terhadap kanker otak memerlukan teknologi dan metode terapi tersendiri. Adapun beberapa teknik pengobatannya kanker otak antara lain adalah melalui teknik-teknik berikut.
1. Pembedahan atau Operasi
Teknik ini biasanya dilakukan untuk mengambil sel-sel kanker yang sifatnya masih relatif jinak. Teknik operasi ini cukup berisiko karena bisa saja pengambilan sel kanker merusak sebagian jaringan sehat yang menempel pada bagian sel-sel kanker tersebut.
Akan tetapi, untuk beberapa kasus kanker, seperti kanker mulut rahim, laring, dan kulit, operasi yang memanfaatkan teknik bedah laser dapat menjadi solusi terbaik.
2. Radioterapi
Radioterapi merupakan pengobatan kanker otak dengan teknik radiasi. Bagian tubuh yang terserang kanker disinari radiasi partikel atau gelombang berenergi tinggi (umumya radiasi sinar beta dan sinar-X). Prinsip radioterapi adalah membunuh sel-sel kanker otak dengan radiasi berenergi tinggi tersebut.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan penggunaan obat antikanker yang dialirkan melalui aliran darah sehingga dapat mencegah sel-sel kanker untuk berkembang dan menyebar ke jaringan lain.
Teknik kemoterapi ini sering menimbulkan efek samping, seperti pengurangan daya tahan tubuh,diare, mual, muntah, kerontokan rambut, dan kekurangan oksigen dalam darah.
Pencegahan Kanker Otak
Terdapat beberapa usaha untuk mencegah terjangkitnya penyakit kanker, termasuk kanker otak, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Membiasakan konsumsi makanan yang sehat dan cukup nutrisi (lengkap dengan sayur-sayuran dan buah-buahan serta mengurangi konsumsi lemak berlebihan).
- Tidak mengonsumsi atau mengurangi makanan yang diproses dengan pengasapan atau dimasak dalam suhu yang ekstra tinggi.
- Tidak merokok dan meminum minuman beralkohol.
- Tidak mengonsumsi obat-obatan kimia tanpa resep dokter.
- Membiasakan olah raga yang teratur, istirahat yang cukup, dan sesekali melakukan refreshing.
- Mengurangi kontak langsung dengan alat-alat yang mengeluarkan radiasi tinggi, misalnya handphone dan komputer.
- Memeriksakan diri ke dokter secara berkala, apalagi jika mengalami gejala-gejala tersebut.
Penemuan Alat Pembasmi Kanker Otak
Bogor (ANTARA) - Sekelompok ilmuwan CTech Laboratory, sebuah lembaga riset yang berafiliasi dengan Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), berhasil menemukan alat pembasmi kanker otak.
"Ini sebuah terobosan di dunia kedokteran yang telah berhasil dilakukan ilmuwan Indonesia," kata pimpinan tim peneliti CTech Laboratory, Dr Warsito P. Taruno, melalui surat elektronik di Bogor, Jawa Barat, Senin.
Ia mencaat, "Ini pengembangan alat dari riset kami di bidang tomografi, setelah alat pembasmi kanker payudara, kami berhasil mendesain alat pembasmi kanker otak." Ia menyampaikan hal itu usai memberikan pemaparan dalam Temu Ilmiah Nasional Masyarakat Imuwan dan Teknolog Indonesia (Temilnas MITI) wilayah Sumatera Bagian Utara di Kampus Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selain itu, dia pun mengemukakan, temuan tersebut menggunakan prinsip yang sama pada alat pembasmi kanker payudara, yaitu menerapkan metode radiasi listrik statis, temuan itu, kata dia, telah diujicoba oleh seorang pasien penderita kanker otak kecil.
"Alhamdulillah, setelah pemakaian dua bulan pasien dinyatakan sembuh total. Saya baru mendapat salinan hasil CT-Scan otak pasien oleh tim dokter rumah sakit," kata Ketua Umum MITI itu.
Kesuksesan tim dari CTech yang didukung oleh perusahaan Edwar Technology ini dipaparkan dalam forum pertemuan yang dihadiri tidak kurang dari 1.500 peserta dari berbagai kampus di Sumut, Sumatera Barat dan Aceh.
Dalam seminar yang juga menghadirkan mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Suharna Surapranata, dan staf pengajar Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Yani Absah, Warsito menceritakan proses terapi dari pasien penderita kanker otak kecil (cerebellum) yang saat pertama datang dalam kondisi yang mengenaskan.
"Karena otak kecil sebagai pengendali sistem motorik tubuh, maka pasien sudah tak bisa menggerakkan seluruh ototnya. Dia hanya bisa terbaring dan tak mampu bergerak, termasuk menelan makanan atau minuman yang diasupkan ke mulutnya," katanya.
Tim peneliti kemudian merancang perangkat yang disesuaikan dengan diagnosis dokter.
Dalam terapi ini, Warsito menjelaskan, pihaknya memang bekerjasama dengan tim dokter ahli radiologi dan onkologi dari sebuah rumah sakit besar di Jakarta.
"Reaksi positif sudah kami peroleh dalam beberapa hari pemakaian. Pasien sudah bisa tersenyum dan sepekan kemudian sudah bisa menerima asupan makanan dan minuman dari mulutnya. Kondisi semakin membaik dalam waktu sebulan karena ia sudah bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Dan, puncaknya, dua bulan setelah terapi, pasien dinyatakan sembuh total dari kanker otaknya," katanya.
Ia mengatakan, metode radiasi listrik statis berbasis tomografi ini, sepenuhnya hasil karya anak bangsa yang bakal menjadi terobosan dalam dunia kedokteran.
Selain akan merevolusi pengobatan kanker secara medis, kata dia, juga akan meminimalisasi biaya yang harus dikeluarkan pasien atau keluarganya.
"Yang pasti ini akan mengubah metode pengobatan yang selama ini menggunakan radiasi berisiko tinggi dan berbiaya mahal," katanya.
Warsito mengakui bila ini masih dalam taraf penelitian yang perlu dielaborasi lebih jauh. "Perlu kajian dan penelitian lebih lanjut. Mungkin ada hal-hal yang kami belum ketahui, khususnya dalam dunia medis," katanya.
Sementara, mantan Menristek Suharna Surapranata menyambut baik temuan dari tim CTech dan MITI ini.
Menurut dia, perlu kajian lebih lanjut dan partisipasi banyak pihak yang berkepentingan guna mendapatkan hasil yang lebih baik.
"Kalau mendengar paparan beliau, saya kira ini satu hal yang luar biasa dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak, khususnya pemerintah. Juga para pemangku kebijakan dari bidang kesehatan agar hasil penelitian dan penemuan ini memberi manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia dan dunia," demikian Suharna Surapranata. (*)
Sumber : kanker otak
0 komentar:
Posting Komentar